Senin, 14 September 2015

Implikasi Teori Evolusi Bagian 1



"Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka ? maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al-Qur'an itu ?" (Q.S Al-A'raf : 185)

Setiap bagian di alam semesta ini menunjukkan adanya penciptaan yang luar biasa. Sebaliknya, faham materialisme, yang berusaha menolak fakta sesungguhnya tidak lain hanyalah faham palsu yang tidak ilmiah. Hampir semua penganut faham ini adalah penganut darwinisme, yakni teori evolusi. Teori ini yang berpendirian bahwa kehidupan berasal dari benda mati, yang terjadi secara kebetulan.

                Menurut teori evolusi, setiap spesies hidup muncul dari yang mendahuluinya. Suatu spesies yang dahulu pernah ada secara lambat laun akan berkembang dan menghasilkan spesies lainnya yang beraneka ragam. Asumsi Darwin menunjukkan bahwa spesies tunggal ini tercipta dengan kebetulan. Darwin tidak mengakui bahwa makhluk-makhluk yang ada tercipta dari Tuhan, menurut pengakuannya dalam pembahasan bab yang panjang dari bukunya yang berjudul Origin of Species , yang diterbitkan pada tahun 1856.

Lalu pertanyaan mendasar muncul dari proses Evolusioner ini : Bagaimanakah asal mula terjadinya “sel pertama” tersebut ?

                Karena teori evolusi menolak penciptaan dan tidak menerima campur tangan supernatural dalam bentuk apa pun, maka Darwin berpendirian bahwa “sel pertama” muncul secara kebetulan berdasarkan hukum alam, tanpa ada rancangan atau perencanaan.

                Menurut teori ini, materi tak bernyawa menghasilkan sel bernyawa sebagai akibat dari munculnya sel pertama secara kebetulan tersebut. Namun, pernyataan ini bahkan tidak sesuai dengan hukum biologi yang paling tak terbantahkan. (Harun Yahya, some secret of the Qur’an hal. 278)

                Ahli evolusi pertama abad 20 yakni Alexander Oparin, seorang ahli biologi Rusia terkenal. Dia berusaha membuktikan bagaimana “sel pertama” / sel dari sebuah makhluk hidup itu tercipta secara kebetulan dalam setiap tesis yang diajukannya pada tahun 1930-an. Namun penelitian ini gagal dan Oparium menyatakan pengakuan :

sayang, asal usul sel tetap menjadi tanda tanya, yang sesungguhnya menjadi titik paling gelap dari seluruh teori evolusi.” (Alexander I. Oparin, Origin of life, (1936) New York, Dover Publication, 1953 (cetak ulang) hlm. 196.”

                Teori Evolusi Darwin justru semakin merumitkan. Pertanyaan-pertanyaan tak terjawab dengan pasti. Seperti, kemanakah fosil “spesies tunggal” itu berada, jika memang ada ? kenapa kera menjadi nenek moyang manusia dengan alasan seleksi alam namun kera masih tetap hidup tidak ikut berevolusi ? dan yang paling penting, bagaimanakah “sel pertama” tercipta sebagai “penyusun dasar” dalam penciptaan makhluk hidup ?



Catatan Kaki utama : Beberapa Rahasia Dalam Al-Qur’an / Some Secrets of the Qur’an (2002) –Harun Yahya-

               
 Agni Aulia H. PPI 7 Cempakawarna. (Koor. KomInfo IPPi)

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon pos komentar dengan bahasa yang baik dan untuk tidak menyertakan Link apapun di box ini. Syukron