Tasykil Ikatan Pelajar Persis

Pimpinan Daerah Tasikmalaya Masa Jihad 2016 - 2017 | Ar-Rasikhuna Fil Ilmi !

Tasykil Ikatan Pelajar Persis Putri

Pimpinan Daerah Tasikmalaya Masa Jihad 2016 - 2017 | Ar-Rasikhuna Fil Ilmi !

Afwan

Afwan

Afwan

Afwan

Afwan

Afwan

Kamis, 29 Mei 2014

Pentingnya Berbagi Ilmu

Mungkin banyak disekitar kita orang yang terkadang 'pelit' dalam berbagi ilmu. Entah itu karena dia takut akan mempunyai saingan yang dapat menyamainya atau entah karena mempunyai hasud terhadap orang lain. Na'udzubillah.



Tetapi, nyatanya perbuatan itu salah. Kita seharusnya senang karena ilmu yang kita berikan kepada orang lain, akan banyak orang yang mengetahuinya. Tidak hanya itu, Allah SWT pun meninggikan derajat orang-orang yang memiliki ilmu, seperti dalam firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Al-Mujadilah :11

Dan taukah kalian? Jika seseorang memiliki ilmu, tapi dia tidak mengamalkanya atau membaginya pada orang lain, maka celakalah dia. Seperti hadist d bawah ini :

ﻣَﻦْ ﺳُﺌِﻞَ ﻋَﻦْ ﻋِﻠْﻢٍ ﻓَﻜَﺘَﻤَﻪُ ﺟَﺎﺀَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻣُﻠْﺠَﻤًﺎ ﺑِﻠِﺠَﺎﻡٍ ﻣِﻦْ ﻧَﺎﺭٍ . ‏ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ 

“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka.”
H.R. Abu Dawud

Na'udzubillahi min dzalik... semoga kita tidak termasuk orang yang tidak dermawan dalam berbagi ilmu. Dan satu hal yg perlu kita ingat, bahwa ilmu itu akan menjadi penerang dialam kubur kita jika kita mengamalkanya. Jadi jangan takut untuk berbagi ilmu, karna ilmu itu cahaya. Dan cahaya itu membawa kita kepada kebahagiaan.

 Oleh : Fitri | Bid. Komunikasi & Informasi IPPi Tasikmalaya

Jumat, 09 Mei 2014

Mencari Teman Sejati

Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kecenderungan untuk berteman. Islam menganjurkan untuk menjalin pertemanan dengan baik. Pertemanan yang didalamnya saling menasehati untuk menetapi kebenaran dan kesabaran.

Teman Sejati


وَالْعَصْرِ | إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ | إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Al-Ashr : 1-3

Islam juga mengingatkan penganutnya agar berhati-hati dalam memilih teman. Sayidina Ali RA pernah berkata,

"Kalau kalian ingin melihat kepribadian seseorang, lihatlah bagaimana teman-temannya."

Rasulullah SAW mengingatkan:

"Seseorang itu dipengaruhi oleh agama teman-temannya. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dengan siapa kita bergaul."

Ali Zaenal Abidin berkata kepada putranya

"Wahai anakku, berhati-hatilah terhadap 5 kelompok. Jangan berteman dan berbicara kepada mereka, serta jangan menjadikannya teman dalam perjalanan."

Lalu purtanya bertanya tentang 5 kelomok itu. Sang ayah pun menjawab :

"Pertama, berhati-hatilah dan jangan bergaul dengan orang yang berkata dusta. Dia bagaikan bayangan yang mendekatkan engkau dari sesuatu yang jauh dan menjauhkan engkau dari hal yang dekat. 

Kedua, berhati-hatilah dan jangan bergaul dengan orang yang fasiq, sebab di aakan menjualmu seharga butiran atau lebih rendah dari pada itu."

Ketiga, berhati-hatilah engkau dan jangan bergaul dengan orang kikir, sebab dia akan menjauhkanmu dari hartanya ketika engkau memerlukan.

Keempat, berhati-hatilah engkau dan jangan bergaul dengan orang yang dungu, sebab dia ingin mendapat manfaat darimu, tetepi mencelakakanmu.

Kelima, behati-hatilah dan jangan bergaul dengan orang yang tidak memperhatikan kerabatnya, sebab aku mendapatkannya sebagai orang yang dilaknat Al-Qur'an dalam tiga tempat (ayat)."

Nasihat itu menunjukan bahwa pertemanan sejati dapat dijalin dengan kejujuran, ketaatan agama, kedermawanan, kemauan belajar, dan silaturahim. Kejujuran dapat menunjukkan dan menerima kebenaran. Kedermawanan dapat mendekatkan hubungan antar manusia. Kemauan belajar dapat membuat orang saling memahami dan menghargai. Sedangkan, silaturahim dapat menjalin persaudaraan, umur panjang, dan kelimpahan rezeki.

Dalam pandangan islam, teman juga dapat berupa perilaku atau amal. oleh sebab itu, umat islam dianjurkan mencari dan membinanya. Iman dan amal sholeh dalam pandangan islam dapat menolong dan menyelamatkan seseorang dari kehinaan.

Sayidina Ali berkata :

"Sesungguhnya, ada tiga jenis teman bagi seorang muslim. Pertama, teman ynag berkata, 'Aku bersamamu dikala engkau hidup ataupun mati.' dan inilah amalnya. Kedua, teman yang berkata, 'Aku bersamamu hanya sampai kuburanmu, kemudian meninggalkanmu.' inilah anaknya. Ketiga, teman yang berkata, 'Aku bersamamu hingga engkau mati.' inilah kekayaan yang akan menjadi milik ahli waris ketika dia meninggal.'."

Amal sholehlah yang dapat menolong seseorang tatkala menghadapi pengadilan tuhan dan tatkala tiada seorangpun sebagai penolong. Oleh karena itu, setiap Muslim perlu memperhatikan etika pertemanan dan berusaha menjadi teman yang sejati.

Oleh : Sulam Ummu Rosyidah & Nena Nadia | Bid. Kominfo IPPi Tasikmalaya