Tasykil Ikatan Pelajar Persis

Pimpinan Daerah Tasikmalaya Masa Jihad 2016 - 2017 | Ar-Rasikhuna Fil Ilmi !

Tasykil Ikatan Pelajar Persis Putri

Pimpinan Daerah Tasikmalaya Masa Jihad 2016 - 2017 | Ar-Rasikhuna Fil Ilmi !

Afwan

Afwan

Afwan

Afwan

Afwan

Afwan

Rabu, 30 Agustus 2017

Shaum Arafah


          
  Salah satu amalan utama yang tidak patut untuk kita tinggalkan di awal bulan Dzulhijjah adalah shaum arafah, dan shaum arafah ini dikenakan kepada umat muslimin yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.

          حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ الْحُرِّ بْنِ الصَّبَّاحِ عَنْ هُنَيْدَةَ بْنِ خَالِدٍ عَنْ امْرَأَتِهِ عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنْ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ

Artinya:   “Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Al Hurr bin Ash Shabbah, dari Hunaidah bin Khalid dari Seorang wanita dari sebagian isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa pada tanggal sembilan Bulan Dzul Hijjah, serta pada Hari 'Asyura` serta tiga hari dari setiap bulan, dan hari Senin serta Kamis pada setiap bulan.” (H.R Imam Abu Daud, dalam kitab Sunan Abu Daud juz ke-2, halaman ke-321, baris 12-14 dari atas, hadits nomor ke-2437, Kitabus Shiyam, bab fi Shaumil Asyr)

Dalam hadits ini disebutkan dalam kalimat “Tis’a Dzilhijjati” kalimat ini diartikan oleh orang yang melaksanakan shaum dari tanggal 1 sebagai “9 hari awal dzulhijjah” maka dari itu ada sebagian orang berpendapat bahwa shaum di bulan dzulhijjah dilaksanakan 9 hari mulai dari tanggal 1-9 dzulhijjah.

Dalam hal ini ada pertentangan pendapat ada yang mengatakan bahwa shaum dzulhijjah itu dilaksanakan dari tanggal 1-9 dzulhijjah dan ada pula yang mengatakan bahwa shaum dzulhijjah itu dilaksanakan hanya pada tanggal 9 saja, salah satu ulama hadits yang tidak perlu diragukan lagi ia telah meneliti bahwa hadits yang menerangkan bahwa shaum yang dilaksanakan 9 hari di bulan dzulhijjah itu terdapat keidhtiroban dalam sanadnya beberapa hadits yang telah menjelaskannya.

Maka dari itu kita dapat mengambil kesimpulan bahwa shaum dzulhijjah hanya dilaksanakan pada tanggal 9 dzulhijjah yang berbarengan dengan para kaum muslimin yang sedang melaksanakan wukuf di Arafah.

Adapun shaum Arafah ini mempunyai keutamaan yang sangat besar yang ganjarannya itu dapat menghapus dosa (kecil) setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَه


 “Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Antara Ilmu dan Harta


    "Tanpa Harta, Ilmu pun bisa menjadi sebuah harta yang tak ternilai harganya bagi pemiliknya"


ilmu yang bermanfaat
Ungkapan diatas memang tak ada salahnya, bahkan dapati dikatakan sangat benar. Kaya akan harta memang tak lebih baik daripada kaya akan ilmu. Allah SWT pun telah memerintahkan kita sebagai umat Muslim khususnya untuk giat menuntut ilmu, agar menjadi insan yang ulul-al-baab sebagaimana dalam surat al-Alaq : 1

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

    "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu (Allah) yang telah menciptakan"



Terdapat 3 hadits yang menerangkan tentang pentingnya menuntut ilmu, diantaranya :

    Menambah Keberkahan Hidup

    Rasulullah SAW bersabda : "Apabila aku didatangi oleh suatu hari dan aku tidak bertambah ilmuku pada hari itu yang dapat mendekatkan diriku kepada Allah, maka tak ada keberkahan untukku dalam terbitnya matahari pada hari itu."

- HR Thabrani -

    Lebih Baik dari Ibadah Sunnah

    Rasulullah SAW bersabda : "Menuntut ilmu sesat lebih baik daripada bangun (untuk) ibadah (selama) satu malam, dan menuntut ilmu sehari lebih baik daripada puasa 3 bulan"

- HR ad-Dailami -

    Amal Penebus dosa-dosa

    "Barang siapa yang menuntut ilmu, maka menjadi penebus dosa-dosanya yang telah lalu"

-HR at-Tirmidzi-


Ada kisah yang menarik tentang keutamaan menuntut ilmu ini. Pada suatu hari, 10 orang terpelajar menemui Khalifah Ali bin Abi Thalib RA. yang ingin menguji kebijaksanaan Khalifah Ali tentang ilmu, karena Khalifah Ali memang dikenal karena banyaknya ilmu yang ia miliki.

    "Wahai Amirul Mu'minin, kami ingin bertanya kepadamu!", 10 orang terpelajar itu bertanya kepada Khalifah Ali,


    Khalifah Ali menjawab, "Silahkan, pertanyaan apa yang ingin kalian ajukan?"


    Salah satu dari mereka berucap, "Tentang ilmu dan harta, manakah yang lebih utama dan beri kepada kami masing-masing satu alasannya!"


Langsung Khalifah Ali pun menjawab seperti apa yang mereka minta. Beliau menjawab :

    Ilmu adalah warisan Rasulullah, sedangkan harta adalah warisan para Fir'aun.
    Engkau harus menjaga hartamu, sedangkan ilmu yang akan menjagamu.
    Seseorang yang memiliki banyak harta mempunyai banyak musuh, sedangkan seseorang yang banyak ilmu mempunyai banyak teman.
    Harta akan habis jika dibagi-bagikan, sedangkan Ilmu akan bertambah jika dibagi-bagikan
    Ilmu dapat membuatmu sadar untuk menjadi dermawan, sedangkan harta dapat membuatmu menjadi kikir dan sombong
    Ilmu tidak dapat dicuri oleh orang lain, sedangkan Harta dapat dicuri
    Harta akan mudah rusak dan hancur, sedangkan Ilmu tidak mudah rusak
    Ilmu jika dihitung akan tanpa batas dan tak ternilai, sedangkan Harta jika dihitung akan terbatas
    Harta membuat pikiranmu cenderung gelap, sedangkan Ilmu dapat menerangi pikiran
    Ilmu mengajakmu untuk mengabdi kepada Tuhanmu, sedangkan Harta dapat membuatmu menganggap dirimu adalah Tuhan

Runtuhnya Teori Evolusi bagian 1

Setiap bagian di alam semesta ini menunjukkan adanya penciptaan yang luar biasa. Sebaliknya, faham materialisme, yang berusaha menolak fakta sesungguhnya tidak lain hanyalah faham palsu yang tidak ilmiah. Hampir semua penganut faham ini adalah penganut darwinisme, yakni teori evolusi. Teori ini yang berpendirian bahwa kehidupan berasal dari benda mati, yang terjadi secara kebetulan.
                Menurut teori evolusi, setiap spesies hidup muncul dari yang mendahuluinya. Suatu spesies yang dahulu pernah ada secara lambat laun akan berkembang dan menghasilkan spesies lainnya yang beraneka ragam. Asumsi Darwin menunjukkan bahwa spesies tunggal ini tercipta dengan kebetulan. Darwin tidak mengakui bahwa makhluk-makhluk yang ada tercipta dari Tuhan, menurut pengakuannya dalam pembahasan bab yang panjang dari bukunya yang berjudul Origin of Species , yang diterbitkan pada tahun 1856.

Lalu pertanyaan mendasar muncul dari proses Evolusioner ini : Bagaimanakah asal mula terjadinya “sel pertama” tersebut ?

                Karena teori evolusi menolak penciptaan dan tidak menerima campur tangan supernatural dalam bentuk apa pun, maka Darwin berpendirian bahwa “sel pertama” muncul secara kebetulan berdasarkan hukum alam, tanpa ada rancangan atau perencanaan.

                Menurut teori ini, materi tak bernyawa menghasilkan sel bernyawa sebagai akibat dari munculnya sel pertama secara kebetulan tersebut. Namun, pernyataan ini bahkan tidak sesuai dengan hukum biologi yang paling tak terbantahkan. (Harun Yahya, some secret of the Qur’an hal. 278)

                Ahli evolusi pertama abad 20 yakni Alexander Oparin, seorang ahli biologi Rusia terkenal. Dia berusaha membuktikan bagaimana “sel pertama” / sel dari sebuah makhluk hidup itu tercipta secara kebetulan dalam setiap tesis yang diajukannya pada tahun 1930-an. Namun penelitian ini gagal dan Oparium menyatakan pengakuan :
sayang, asal usul sel tetap menjadi tanda tanya, yang sesungguhnya menjadi titik paling gelap dari seluruh teori evolusi.” (Alexander I. Oparin, Origin of life, (1936) New York, Dover Publication, 1953 (cetak ulang) hlm. 196.”
                Teori Evolusi Darwin justru semakin merumitkan. Pertanyaan-pertanyaan tak terjawab dengan pasti. Seperti, kemanakah fosil “spesies tunggal” itu berada, jika memang ada ? kenapa kera menjadi nenek moyang manusia dengan alasan seleksi alam namun kera masih tetap hidup tidak ikut berevolusi ? dan yang paling penting, bagaimanakah “sel pertama” tercipta sebagai “susunan dasar” dalam penciptaan makhluk hidup ?

Catatan Kaki utama : Beberapa Rahasia Dalam Al-Qur’an / Some Secrets of the Qur’an (2002) –Harun Yahya-